Sabtu, 28 Maret 2009


Berdasarkan data yang dikumpulkan penulis di Museum KA Ambarawa dan Depo Lok Ambarawa, bahwa jumlah tenaga yang mampu menjalankan lokomotif uap semakin berkurang. Sementara informasi yang diperoleh bahwa nantinya bila lok uap tersebut jadi dibawa ke Sumbar dan Solo, akan melibatkan tenaga dari Museum KA Ambarawa, baik itu tenaga masinis maupun teknisi. Lantas siapakah yang akan mengoperasikan dan merawat lok uap di Ambarawa yang tersisa dan masih aktif? Siapakah yang akan melayani para pengguna KA Wisata yang telah mengeluarkan biaya tidak sedikit untuk paket perjalanan itu? Berkurangnya jumlah tenaga operasional KA Wisata khususnya lok uap justru akan membawa bencana bagi Museum KA Ambarawa. Akibatnya KA Wisata lintas Ambarawa-Bedono tidak beroperasi. Pengunjung kecewa dan pemasukan Museum KA Ambarawa hanya mengandalkan lori wisata Ambarawa – Tuntang serta tariff masuk museum, akan merosot drastis. Sementara itu Daop IV PT Kereta Api (Persero) sendiri telah melakukan kesalahan besar dengan lambatnya regenerasi masinis dan teknisi di lingkungan Depo Lok Ambarawa. Menurut Pujiono, para masinis lok uap yang telah menjalani masa pensiun, masih sanggup diminta bantuannya menjalankan lok uap. Namun apakah selamanya akan menggantungkan dari mereka. Bukan bermaksud mengecilkan kemampuan lantaran telah pensiun, namun mereka yang senior hendaknya segera membagikan ilmu nya kepada yunior dan selanjutnya terjadi estafet dalam hal perawatan dan operasional lok uap. Apalagi dengan rencana penarikan dua lok uap keluar dari wilayah Museum-Depo lok uap KA Ambarawa yang melibatkan tenaga dari tempat tersebut. Bila perlu Daop IV PT Kereta Api (Persero) langsung menempatkan 5 – 10 tenaga masinis dan teknisi dari Depo Lok Semarang Poncol untuk dididik merawat dan mengoperasionalkan lok uap di Ambarawa. Karena selama ini para masinis lok uap yang bertugas di Ambarawa adalah mantan masinis Depo Lok Semarang Poncol. Langkah lainnya yang perlu diterapkan Daop IV PT Kereta Api (Persero) sebagai operator KA di wilayah Jateng bagian utara dan sebagian selatan, mengajak Pemerintah Provinsi Jateng sebagai regulator bekerjasama meningkatkan dan memperbaiki jalur Ambarawa – Tuntang agar dapat dilalui KA Wisata dan KA barang yang ditarik lok uap C1218 dan E1060. Bila peningkatan dan perbaikan jalur itu selesai secepatnya, dan operasional KA mulai berjalan, maka kedua lok uap tadi tidak akan dibawa ke Sumbar dan Solo. Karena alasan telah digunakan untuk operasional di jalur itu. Kemudian untuk lintas Solo – Wonogiri dan Sumbar, sebaiknya tidak perlu mempertahankan keinginannya menggunakan lok uap untuk menarik rangkaian KA Wisata. Misalnya untuk lintas Solo – Wonogiri sebaiknya menggunakan lok D301/D300 dengan cat warna krem – hijau yang jauh tampil tak kalah klasik dengan lok uap, karena roda penggerak mirip dengan roda penggerak lok uap. Kemudian di Sumbar sebaiknya menggunakan lok diesel BB204 yang sama-sama menggunakan gerigi dan hingga saat ini banyak yang dibiarkan tidur di dalam depo walau sebenarnya tidak dalam kondisi rusak. Bukankah mengangkut lok uap dengan menggunakan kapal laut justru akan mengeluarkan biaya besar? Intinya KA Wisata, tidak harus ditarik dengan lok uap. Kalau nantinya di Indonesia seluruh unit lok uap sudah tidak mampu dioperasionalkan karena faktor langkanya suku cadang atau bahan baku kayu , apa boleh buat. Lebih baik di museumkan atau di monumenkan sebagai bagian saksi sejarah per KA an di Indonesia. Oleh sebab itu, biarlah Ambarawa menjadi basis lok uap satu-satunya di Indonesia milik PT Kereta Api (Persero). Biarlah lok-lok uap tetap menjadi penghuni depo/ museum. (Tamat) Jayalah KA Indonesia...semboyan 40/41
Nun jauh disana, tepatnya 165 kilometer arah barat kota Semarang, yakni stasiun kereta api Tegal, Naslam (50) sudah bersiap-siap duduk dalam kabin lokomotif CC20146. Hari minggu (27/2/05) yang lalu, Naslam bersama tiga rekannya akan mengantarkan 16 gerbong KA Pertamina dari Tegal menuju Maos, Cilacap.

Selaku masinis, Naslam telah terbiasa mengemudikan rangkaian kereta ketel westinghouse (KKW) tersebut. Sementara Naslam menyalakan mesin CC20146, Sugiarto (52) dan Tjawan (52), dengan teliti memeriksa bogie rengkaian KKW, tak terkecuali rantai pengait antar gerbong. Keduanya memsatikan jangan sampai ada baut yang longgar, kelonggaran sebuah baut bisa berakibat fatal pada perjalanan sepanjang 135 kilometer tersebut.

Siang itu, kekhawatiran dan kecemasan akan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) per 1 Maret 2005 sama sekali tak terlihat di wajah Naslam. Entah karena sebagai seorang masinis yang gajinya tidak sebesar pilot pesawat terbang, Naslam tampak santai mengemudikan CC20146. Dalam obrolannya hari itu, ia tidak menyinggung sedikitpun isu kenaikan harga BBMyang memusingkan kepala banyak orang.

Tepat pukul 11.00, rangkaian KW Pertamina itu perlahan-lahan meninggalkan jalur tiga stasiun Tegal. Semboyan 40 dan 41, tanda KA aman untuk diberangkatkan disambut Naslam dengan semboyan 35 yang khas, bunyi klakson lokomotif. Seiring peluit petugas perjalanan kereta api (PPKA) Tegal berbunyi, Naslam dengan sigap menarik tuas throtle CC20146 dan ular besi itu pun melaju dengan kecepatan sekitar 60 kilometer per jam.

“Selama 24 tahun, saya bertugas di Cilacap menjalankan lokomotif D301. Saya memulai karir sebagai pegawai KA pada 1973. Tahun 1975, saya mulai mengemudikan lokomotif uap hitam semacam C28, D52, CC50 dan D51. Sekarang saja, karena tidak ada lokomotif uap yang beroperasi lagi, saya mengemudiklan lokomotif diesel”, tutur Naslam panjang lebar sembari matanya tetap memandang lurus ke depan.

Sepanjang perjalanan itu, Naslam tak sedikit pun melepaskan pandangan ke arah jendela depan lokomotif. Setiap mendekati darerah perlintasan, Naslam dan asisten masinisnya yang duduk di sisi kiri kabin bergantian membunyikan klakson lokomotif. Laju rangkaian KA itu pun sedikit diperlambat bila mendekati perlintasan maupun kelokan-kelokan lintasan yang berdekatan dengan pemukiman penduduk.

Pandangan Naslam siang itu memang hanya sebatas sisi kanan rel, ia tidak bisa leluasa memandangi semua sudut lintasan rel karena moncong CC20146 sepanjang lebih kurang 10 meter itu membatasi jarak pandangnya. Untungnya, cuaca cerah sepanjang lintasan Tegal-Prupuk memudahkan Naslam mengemudikan KKW tersebut.

Memasuki daerah Linggapura, curahan air hujan mulai membasahi tubuh KKW. Mau tak mau, Naslam harus lebih waspada mengemudikan lokomotif diesel buatan General Electric itu, wiper lokomotif yang tak berfungsi dengan baik membuat Naslam dan asistennya harus benar-benar cermat memperhatikan lintasan rel yang dilalui.

“Menjadi masinis banyak suka maupun dukanya. Kalau menjadi masinis KA barang, kami harus banyak mengalah terhadap KA penumpang yang melintas. Jelasnya juga tidak ada jatah makan selama perjalanan. Tatapi, tangung jawabnya sama saja memastikan penumpang maupun barang tiba tepat waktu dan selamat di tujuan”, tuturnya.

Tiba di stasiun Karangsari, KKW Pertaminha yang dikemudikan Naslam berhenti sesaat. Tampak dibelakang lokomotif, Sugiarto dan Tjawan berjalan dari arah belakang rangkaian hingga ke dekat lokomotif untuk mengecek kondisi pengait antar gerbong. Selaku kondektur pemimpin (KP) selama perjalanan itu, Sugiarto bertanggung jawab terhadap kesiapan teknis rangkaian KA dari stasiun keberangkatan hingga di tempat tujuan.

“Paling susah kalau mesin lokomotif rusak ditengah jalan, apalagi bial radio panggil di kabin lokomotif juga tidak berfungsi. Kami mesti berjalan kaki ke stasiun terdekat untuk melaporkan kerusakan dan meminta pertolongan”, tutur Sugiarto.

Pengalaman berjalan kaki itu pernah dirasakan Sugiarto ketika lokomotif KKW itu gadat di dekat jembatan Bumiayu, ia terpaksa berjalan kaki menyusuri lintasan rel sekitar lima kilometer mencapai stasiun terdekat. Jarak itu mau tidak mau ditempuhnya, mengingat lokasi lokomotif mogok itu kebetulan jauh dari jalan raya.

Baik Sugiarto maupun Tjawan selama perjalanan siang itu harus senantiasa berada di gerbong KKW. Jangan bayangkan gerbong KKW itu layaknya gerbong penumpang. Tanpa atap peneduh dan dinding, keduanya berdiri maupun duduk di lantai gerbong sembari terik matahari dan curahan hujan menghujam tubuh mereka.

Tjawan selaku petugas rem dalam rombongan itu dituntut tidak boleh lengah sedikit pun. Meski hujan deras, telinganya harus was-was padamendengarkan pertanda dari masinis lewat lengkingan klakson lokomotif. Salah mengartikan pertanda yang didengar, bisa berakibat kecelakaan fatal pada keseluruhan rangkaian ular besi itu.

Bagi Naslam, Sugiarto, dan Tjawan, perjalanan mereka terasa biasa dan tidak ada istimewanya. Padahal, komoditas yang mereka angkut tiap harinya itu adalah napas hidup semua orang, baik orang kaya maupun orang miskin. Sayangnya, peran dan jasa mereka bertiga kerap menguap begitu saja dari benak kita, menguap bersama kecemasan harga BBM yang kian membumbung.

Jumat, 27 Maret 2009

CC 20008 & CC 20009

Berita Duka

Hari Selasa 14 Agustus 2007 jam 13:19 sy menelepon ke Bp. Haryanto KDT Dipo CN utk menanyakan kbr lok CC200. Sy terkaget sewkt mendpt kbr sbb :
1.) CC20015 sejak 24 April 2007 oleh WASI DAOP 3 CN dinyatakan TIDAK LAIK JALAN dg alasan : biaya sdh tdk ada utk perawatan, rem pd lok tsb rusak berat, & kondisinya memprihatinkan sehingga lok tsb layak RUCAT.......WUIH !
Tetapi menurut Pak Haryanto CC20015 akan dipertahankan walaupun cuma dihidupkan mesinnya 3 hari sekali seperti yg dilakukan saat ini & bukan utk dijalankan. Selain itu CC200 sdh menjadi maskot DAOP 3 CN.

2.) CC20008 & CC20009 di minggu dpn akan dikrm ke tempat peristirahatannya yg terakhir di BY Pengok krn alasan utk menyelamatkan motor dieselnya, sedangkan body serta perlengkapannya terserah BY Pengok mau diapakan. Sy sdh minta ijin secara lisan ke KDT Dipo CN jika CC20008 & CC20009 akan ditarik ke BY Pengok mhn Kawans IRPS yg akan ikut mengawal bisa diijinkan. Kata Pak Haryanto silahkan saja tetapi jgn terlalu penuh di kabin lok CC201 yg akan menariknya & hrs ada yg bertanggung jawab dr IRPS.
Pak Haryanto akan mengabari ke sy kpn wkt pastinya CC20008 & CC20009 ditarik ke BY Pengok, & sy sdh bilang bhw biar sy yg proaktif utk menelepon ke KDT Dipo CN.

Smg CC200 setibanya di BY Pengok tdk langsung hilang di-RUCAT. Krn sy pernah survey th 2004 (ketika sy bertgs di Pertamina Crb) ternyata unsur logam pd CC200 merupakan logam yg sangat mahal & merupakan besi baja pejal alias logam tsb pd era 1940an hingga 1950an merupakan baja andalan dunia yg byk dipake utk kapal perang sejenis Battle Ship. Pantes aja CC200 hingga skrg bangkainya di BY Pengok sdh tdk ada bekasnya, dibanding lok lainnya spt BB200, BB301, BB304, BB300, BB305, D300, D301 yg msh tersisa. Krn begitu dtg di Pengok sdh diincar besinya yg memang berat & mahal.

Dan CC200 dgn berat 96 ton merupakan lok diesel terberat di pulau Jawa hingga saat ini, oleh karena itu CC200 memiliki boogie tengah utk menyangga spy tdk anjlok dilintasan tahun 1950an - 1980an.

Demikian berita duka terima kasih.

Walaupun hanya orang biasa yang kagum dengan perkeretaapian Indonesia, saya salut dengan adanya Majalah KA (dengan forum ini), IRPS di www.irps.or.id dan MPKAS di www.west-sumatra.com yang tetap berupaya melestarikan aset warisan kolonial ini di Indonesia.
Ikut sedih membaca berita duka dari mas Bagus. Dari artikel yang pernah saya baca, CC200 pernah beroperasi hampir di semua daops dari Jakarta hingga Banyuwangi. Masalah klasik di BUMN adalah kesulitan dana terutama dana pemeliharaan karena sesuai dengan kebiasaan, kita bisa membuat/membeli tetapi kita sering kesulitan merawat dan memeliharanya. Crying or Very sad Crying or Very sad Crying or Very sad
Kalo boleh usul, bagaimana kalo CC200 08 dan 09 yang parah dikanibal kemudian dipajang seperti museum kemudian sparepart dipasang pada CC200 15. Kemudian CC200 15 yang masih sehat dipertahankan untuk acara-acara penting
isalnya HUT Kereta Api atau sesekali untuk menggalang dana untuk menambah biaya pemeliharaan CC200 dan BB200. Selama ini loko yang masuk Pengok biasanya tamat riwayatnya dan siap untuk dihilangkan dari peredaran selamanya bahkan bangkainya pun tinggal kenangan. Ibaratnya "hanya tinggal nama"
Mungkin para KAmania bisa "urun rembug" yang lebih baik, bagaimana solusi terbaik dari masalah ini (sesuai berita duka dari mas Bagus) saya ikut berterima kasih karena demi pelestarian kereta api Indonesia umumnya dan CC200 khususnya. Question Question Question






Ketika tengah melakukan kegiatan liputan di Hotel Horison Semarang, Sabtu (22/11) siang, tiba-tiba salah seorang rekan wartawan Kompas angkat kaki dari ruang tempat liputan di lantai 2. "Mas, kabarnya Stasiun Tawang banjir...," kata teman wartawan dari Kompas itu seraya ngeloyor. "Ok deh, entar nanti aku kesana...," kataku. Tak lama setelah liputan rampung, aku bergegas menuju Stasiun Poncol. Stasiun Poncol? Ya, soalnya aku memang mau meneliti seberapa parah banjir yang menggenangi Stasiun Tawang dilihat dari jumlah lokomotif diesel elektrick yang tertahan di Stasiun Poncol. Kalau di Stasiun Poncol KA dari arah barat yang ditarik lok diesel elektrick tidak ada yang tertahan, berarti banjir di stasiun Tawang memang tidak terlalu parah atau tidak terlalu bahaya dilalui lokomotif diesel elektrick macam BB200, CC201, atau CC203. Pasalnya bila transmisi elektrick yang terdapat dalam motor traksi dekat roda penggerak itu terkena genangan air banjir akibatnya bisa terjadi arus pendek dan menyebabkan lokomotif itu mogok. Lain halnya dengan lokomotif diesel hidrolik produksi Fried Krupp Jerman macam Lok D301, BB300, BB301, atau BB304, termasuk yang produksi Heinscel Jerman yaitu BB303, karena menggunakan transmisi hidrolik, maka lok jenis itu bebas melenggang di genangan banjir. Itulah sebabnya lok diesel hidrolik yang stabling di Depo Lok Semarang Poncol macam Lok D30117 dari Sub Depo Lok Cepu, Lok D30103 dari Sub Depo Lok Tegal, Lok BB30012 dan BB30024 dari Sub Depo Lok Cepu, atau Lok BB30125 yang jauh-jauh dari kota brem (Depo Lok Madiun), kerap dijuluki "Yuyu Kangkang". Mengingatkan pada kisah Ande-Ande Lumut yang menampilkan binatang air sungai "yuyu Kangkang" mengantarkan puteri yang akan melamar Ande-Ande Lumut menyeberang sungai. Ketika aku sampai di kawasan Depo - Stasiun Poncol, ternyata lokomotif diesel elektrick bebas berlalu lalang Poncol-Tawang. Apakah banjir di Tawang sudah surut? Belum. Ternyata wilayah yang tergenang banjir adalah peron dan tempat penjualan tiket, termasuk kantor PPKA, ruang tunggu eksekutif, ruang masinis...pokoknya rel di seluruh spoor Stasiun Tawang yang telah ditinggikan 35 cm dari ketinggian sebelumnya, sudah aman dari banjir. Sehingga lok diesel elektrik bisa keluar masuk stasiun Tawang tanpa harus digantikan perannya lok diesel hidrolik. Sebelumnya KA yang datang dari arah barat misalnya Argo Bromo Anggrek bila Stasiun Tawang banjir, harus tertahan di Stasiun Poncol dan perannya digantikan lok diesel hidrolik memasuki Stasiun Tawang sampai keluar dari Stasiun Tawang menuju Stasiun Alas Tuwa. Di Alas Tuwa, lok diesel hidrolik yang telah berjasa melangsir KA Argo Bromo Anggrek digantikan perannya oleh lok diesel elektrick yang singgah dan siap menarik Argo Bromo Anggrek dari Alas Tuwa sampai finish di Stasiun Surabaya Pasar Turi. Makanya pihak Daop IV PT KA nggak mau dibikin repot dengan adanya gonta-ganti lok hanya karena masalah banjir di Tawang. Solusinya adalah rel harus ditinggikan lagi setinggi 35 cm dari tinggi sebelumnya. Padahal menurutku itu hanya sementara, dan bukan solusi yang tepat. Pasalnya kondisi permukaan tanah di kota Semarang khususnya di bagian bawah seperti kawasan Tawang merupakan kawasan yang rawan penurunan. Penyebabnya, maraknya penduduk membangun sumur air tanah dan pembangunan gedung bertingkat dengan pondasi tiang pancang, justru akan mengurangi kadar air tanah dan akibatnya pori-pori tanah kosong hingga menyebabkan permukaan tanah turun secara perlahan. Tak heran bila akhirnya bencana banjir rob juga turut menerjang kawasan itu. Penelitianku akhirnya memutuskan semacam solusi yang dirasakan sangat mahal biayanya namun manfaatnya cukup besar, Stasiun Tawang dan Stasiun Poncol termasuk Depo Lok, Depo Kereta, Depo Mekanik posisinya ditinggikan relnya dengan sistem rel layang, persis yang dilakukan di Stasiun Gambir dan Stasiun Jakarta Kota (Beos). Dengan dibangunnya rel layang termasuk spoor yang ada di Poncol dan Tawang, maka akan terbebas dari banjir. Itu pertama, yang kedua rel utama termasuk spoor di stasiun akan bersih dari para pejalan kaki dan pedagang asongan. Bahkan tidak ada lagi orang memasuki stasiun lewat pintu perlintasan KA, jadi orang yang masuk stasiun harus membayar retribusi berupa beli tiket peron. Lantas bagaimana dengan pos-pos perlintasan KA? Justru dengan masih minimnya kesadaran pemakai jalan raya yang kerap menerabas pintu perlintasan saat KA akan lewat, maka pembangunan rel layang justru menjadikan zero accident antara KA dengan pengguna jalan. Para petugasnya kemudian dialihkan menjaga perlintasan liar, guna menghindari tabrakan KA dengan pengguna jalan. Solusi ini pernah aku tulis dalam rubrik Wacana Lokal Harian Suara Merdeka edisi tanggal 15 September 2008. Namun nampaknya pihak Daop IV PT KA masih memikirkan solusi yang aku tulis tadi atau memang belum mendapatkan dana cukup besar guna mewujudkan solusiku tadi. Jayalah KA Indonesia...Semboyan 40/41

Nguber Kereta Api di Kota Tegal


Tegal...konon disebut sebagai kota warteg. Nah, ketika rekan-rekan IRPS Bandung yang terdiri dari Aryo Wibisono, M Rizky, Bagus W, Asep, serta Pura Krisnamurti mengajakku menyusuri jalur-jalur KA peninggalan SCS (Semarang Cirebon Stoomtrammascapaj), tentu membuatku menjadi senang. Perjalanan pertama dengan start dari Stasiun Semarang Poncol (dulu Stasiun Semarang West) yang merupakan stasiun ujung pada zaman SCS di tahun 1914, adalah menumpang KRD Kaligung Bisnis. Sebetulnya usai makan nasi bungkus yang mak nyoss di dekat depo lok Semarang Poncol, kami mau naik KRD New Kaligung Ekonomi yang baru diresmikan Gub Jateng H Mardiyanto (kini mendagri). Tetapi rencana itu molor ketika KA 1001 dan 1003 benar-benar menggoda kami untuk hunting sejenak sekaligus napak tilas jalur segitiga pembalik yang merupakan fungsi pemutar posisi lok dari long hood menjadi short hood. Selama dalam perjalanan naik KRD Kaligung Bisnis yang kursinya lebih empuk, mirip kursi di dalam pesawat, aku duduk di samping Bagus W dan dalam perjalanan yang di ocehin adalah soal Stasiun Pindrikan sebagai stasiun pertama di Semarang milik SCS. Sayang, rangkaian KRD tidak melintasi bekas Stasiun Pindrikan (Frederick Land) yang kini berubah menjadi kantor agen travel, tetapi kami bisa menyaksikan bekas deponya.
Sesampainya di daerah Gringsing - Batang tepatnya melewati Stasiun Plabuan yang berdekatan dengan bibir pantai laut Jawa, para anggota IRPS Bandung ini asyik memotret dari dalam KRD. Sementara aku asyik duduk nyantai, karena lagi males hunting. Tiba-tiba aku tertidur dan tak disangka sudah nyampai di Stasiun Pekalongan. Terus ketiduran lagi lalu tak disangka sudah nyampai di Stasiun Tegal. Kami langsung berebut turun dari KRD dan aku melihat dari arah barat ada rangkaian ketel Pertamina yang ditarik lok D301. Wah...rangkaian ketel, di Semarang sudah nggak dilewati rangkaian kayak gini. Rupanya rangkaian ketel itu kosong dan hendak ditarik dari depo ketel Tegal kemudian ditarik lok CC201 menuju Maos lewat Purwokerto. Tak lama kemudian kami sempat berebut hunting KA Argo Muria dari arah Jakarta yang singgah di Stasiun Tegal. Setelah KA Argo Muria meninggalkan Tegal, kami langsung nyari tempat makan dan sholat. Eh...tetapi sebelumnya kami sempat hunting gedung bekas kantor SCS yang berdekatan dengan stasiun. Gedung tersebut kini digunakan untuk Universitas Pancasila Tegal. Kata Mas Saleh Purwanto...katanya ada penampakan, mirip Lawang Sewu, bener nggak sih...?
Tibalah waktunya makan siang, aku memilih menu Ketoprak yang rasanya manis-manis pedas...mak nyoss. Memang Tegal kotanya warteg. Setelah sholat Dhuhur, kami melanjutkan perjalanan terakhir di kota udang Cirebon, buat nengok lok CC20015 yang legendaris itu.
Jayalah Kereta Api Indonesia...semboyan 40/41
Dipo Lokomotif tegal adalah salah satu dari sekian dipo lokomotif di pulau jawa, dipo ini tidak
terlalu besar saat ini karena penggunaan dipo ini terbatas hanya untuk perawatan darurat saja,
seperti layaknya dipo lokomotif, dipo loko tegal memiliki turn tabel namun sayangnya kondisi turntable sudah tidak terawat dan cenderung rusak, kemudian beberapa area sekitar dipo sudah di bangun perumaha warga ( koq bisa ya ???),padahal itu masih wilayah PJKA / PT KAI, sehingga tidak heran kalau kita susuri rel yang ada mereka melintas di ruang tamu, kamar mandi ruang tidur dan sebagainya, tidak jauh dari dipo tegal ada sebuah bangunan tua peninggalan perusahaan kereta api belanda, bangunan itu terlihat sangat kokoh dan antik, namun sekali lagi sangat disayangkan karena pihak KAI tidak merawatnya, sehingga banyak sekali kotoran disana sini, sayangnya saya tidak sempat memotret gedung tersebut. dipo tegal ini memiliki aset lokomotif BB200 dan beberapa D301, namun kondisinya sangat memprihatinkan tidak seperti saudara mereka yang berada di dipo semarang dan manggarai.

Depo Stasiun Kutoarjo


Mendengar nama Stasiun Kutoarjo yang terletak tak jauh dari Kabupaten Purworejo Jateng bagian selatan, pasti ingatanku adalah stasiun KA ini pada tahun 1960-an, 70-an, dan 80-an menjadi tempat mangkal lokomotif uap. Padahal saat itu aku belum pernah menginjakkan kaki di stasiun itu. Baru menginjakkan kaki di stasiun itu justru hari Kamis (4/12-08). Lantas dari mana aku bisa tahu kalau di Stasiun Kutoarjo itu dulu menjadi tempat mangkal lokomotif uap? Ceritanya saat aku masih kecil-kanak-kanak dan SD, aku pernah diajak keluargaku menengok kakek-nenek sekaligus saudara di Prembun (dekat Kebumen). Setiap kali pulang dari Prembun menuju Semarang atau Yogya, selalu melewati Stasiun Kutoarjo yang relnya ada di tepi jalan raya Yogya-Kebumen-Kroya. Dari jalan raya aku kerap melihat ada deretan lok uap D52 dan C28 lagi stabling di depo, depan stasiun (langsir), atau mau menarik rangkaian KA penumpang yang catnya masih kuning ijo waktu itu. Asap hitam yang membumbung tinggi dari cerobong asap lok uap D52 atau C28 juga kerap terlihat jelas dari jalan raya. Mirip asap dari cerobong asap pabrik gula. Rasa penasaranku terhadap Stasiun Kutoarjo muncul ketika aku memutuskan rehat dari kegiatan liputan termasuk bikin tulisan selama tiga hari. Aku memutuskan menyepi di rumah kakakku di kota Yogya sejak Rabu (3/12-08) hingga Jumat (5/12-08). Dari kota Semarang aku naik KRD Pandanwangi yang ditarik lokomotif diesel elektrik legendaris produksi General Motor USA, BB20021. Sayang, perjalanan ke Solo Balapan sebelum oper ke KRDE Prameks sempat tersendat lantaran track di Stasiun Semarang Tawang ada masalah dengan wesel elektriknya, belum silangan dengan beberapa KA di stasiun antara Brumbung-Salem, termasuk perbaikan rel di beberapa tempat yang bikin KA harus berjalan dalam posisi semboyan 2b (15 km/jam) dan 2c (5 km/jam). Akibatnya aku ketinggalan KRDE Prameks yang pukul 12.30 WIB ke Yogya di Solo Balapan karena KRD Pandanwangi baru masuk Solo Balapan pukul 12.45 WIB. Baru ada KRDE Prameks lagi pukul 14.45 WIB yang berangkat menuju Tugu-Yogyakarta. Sesampainya di kota Yogya, keesokan harinya aku harus naik KRDE Prameks jurusan Kutoarjo yang berangkat pukul 06.45 WIB dari Stasiun Tugu Yogyakarta. Selama satu jam perjalanan, akhirnya aku tiba di Stasiun Kutoarjo yang bangunannya sudah sangat berubah, mirip Stasiun Gambir Jakarta. Kesan kuno-klasik-jadul sudah sulit aku temukan di stasiun ini. Justru yang asli tinggal kusen pintunya. Sedangkan bangunan depo lok, kantor depo, dan mess untuk masinis masih terlihat klasik dan kuno banget, sehingga amat sangat sedap dipandang mata bagiku yang mengagumi sesuatu yang kuno-klasik. Aku lalu pergi menengok saudaraku di Prembun tepatnya di Pandorekan. Setelah sejam bertandang ke rumah saudaraku (saudara sepupu), aku lalu balik lagi ke Stasiun Kutoarjo. Ngapain kalau bukan motret dan nonton KA yang singgah dan melintas di stasiun itu. Padahal jarum jam masih pukul 10.00 WIB, sedangkan KRDE Prameks dari Stasiun Tugu baru masuk pukul 14.45 WIB. Aku manfaatkan untuk memotret lok di depo seperti lok BB30006 yang sudah dicat kuning ijo, lok BB30016, termasuk KA yang singgah-melintas yaitu KA Argo Lawu, Lodaya, Taksaka, Pasundan, Argo Wilis (2 arah), Fajar Utama Yogya, termasuk KLB yang menarik KRDE (railbus) untuk Sumatera Selatan dari PT Inka Madiun yang ditarik lok CC20145 milik depo lok Yk. Sayang, aku nggak sempat memotret KA ketel Pertamina dari Rewulu - Cilacap atau KA barang (kurs angkutan semen). Soalnya setelah KLB + lok CC20145 singgah di spoor 2 stasiun itu, KRDE Prameks masuk di spoor 4 dan langsung balik lagi ke Tugu Yogya dan selanjutnya menuju Solo Balapan. Ketika aku motret-motret di Stasiun Kutoarjo itu, salah seorang petugas stasiun bertanya padaku mau kemana dan naik kereta apa. Aku bilang kalau mau naik Prameks. Petugas itu heran mendengar jawabanku karena aku terlalu pagi menunggu di stasiun. Lalu aku jawab kalau waktunya digunakan memotret KA. "Buat koleksi pak, soalnya baru hari ini datang di stasiun ini, aslinya dari Semarang," kata aku menerangkan sejelas mungkin untuk mengurangi rasa curiga petugas padaku. Pasalnya petugas itu dari tadi mengamatiku setiap kali ada KA lewat selalu membidikan kamera digital. Aku lalu bercerita cas cis cus soal KA yang bikin petugas itu heran. Tujuannya sekali lagi biar dia nggak curiga dan berpikiran negatif tentang kehadiranku di Stasiun Kutoarjo. "Wah, ternyata anda lebih tahu dari saya ya?" kata petugas itu. Jayalah KA Indonesia...semboyan 40/41
Ada-ada saja yang dialami KRD Pandanwangi dalam melaksanakan tugas perjalanannya mengantar penumpangnya Semarang - Solo pp. Sejak KRD ini diluncurkan tahun 2002 dan melakukan trip hingga Stasiun Tugu Yogya sampai dengan tahun 2004 hanya sampai Solo Balapan, KRD ini memiliki beraneka ragam masalah. Pertama faktor penumpang yang minim karena pihak Daop IV dan Daop VI PT KA kurang promosi, Kedua faktor mesin KRD yang semakin aus hingga akhirnya harus ditarik lokomotif. Ketiga adalah faktor ketepatan dan kecepatan waktu tempuh karena kondisi track Semarang - Solo itu sendiri. Itu belum penyebab lainnya misalnya prasarana yang rusak karena faktor alat itu sendiri, alam, atau oknum tak bertanggung jawab. Seperti halnya di Semarang yang kerap diserang banjir. Mau banjir rob atau banjir akibat hujan, tetap merepotkan. Ketika aku mengadakan perjalanan ke Yogya lewat Solo dengan naik KRD Pandanwangi hari Rabu (3/12), ada-ada saja halangannya. KRD Pandanwangi yang ditarik lok BB20021 ternyata penumpangnya nggak begitu banyak. Udah gitu ada bangku yang rusak tak terawat. KRD Pandanwangi yang mesinnya sudah nggak berfungsi sehingga harus ditarik lok BB20021 yang sudah tua (51 tahun), akhirnya tinggal spoor (istilah untuk KA, kalau pesawat terbang istilahnya tinggal landas) dari spoor 2 Stasiun Semarang Poncol pukul 08.45 WIB. Ketika masuk ke Stasiun Semarang Tawang, ternyata di spoor 3 ada KA 1003 yang menarik rangkaian kurs angkutan semen hendak menuju Stasiun Semarang Poncol. Ternyata KRD Pandanwangi yang nongkrong di spoor 1 Stasiun Semarang Tawang memang cukup lama berhenti. Ada sekitar 30 menit lebih. Usut punya usut ada wesel elektrik di wesel pertama dari arah timur stasiun yang mengalami kerusakan akibat arus pendek setelah terkena banjir rob di sekitar wesel. Akibatya wesel yang semula habis dilalui KA 1003, tidak bisa dikembalikan normal lagi. Petugas pun diturunkan ke lapangan untuk memperbaiki dan akhirnya pukul 09.30 WIB KRD Pandanwangi yang ditarik lok BB20021 diberangkatkan menuju Solo Balapan. Bisa ditebak, KRD Pandanwangi ngebut dari Stasiun Semarang Tawang - Alas Tuwa-Brumbung, kecuali melalui perbaikan rel di bawah jembatan fly over dekat perlintasan Jalan Kaligawe. Karena beberapa halangan itulah membuat KRD Pandanwangi baru masuk ke Solo Balapan pukul 12.45 WIB, padahal aslinya harus masuk Solo Balapan pukul 12.00 WIB dan diberangkatkan lagi pukul 13.00 WIB ke Semarang Poncol. Melihat kondisi KRD Pandanwangi yang semakin mengenaskan karena mesinya tidak berfungsi, penjual makanan bebas berkeliaran di dalam kereta, kursi yang rusak, lantai dan kaca yang kotor, apakah Daop IV PT KA bisa lebih peduli dengan salah satu armadanya ini? Aku pernah mengusulkan kalau jalur Semarang-Solo sebaiknya dioperasionalkan KA penumpang biasa, bukan KRD, mengingat medannya yang berbelok-belok dan menyebabkan KRD cepat mengalami kerusakan mesin karena gardan rodanya menghantam pipa oli untuk transmisi mesin diesel hidroliknya. Keleluasaan bogi roda KRD dengan kereta penumpang biasa jelas berbeda karena lebih leluasa kereta penumpang. Itulah sebabnya lebih klop memakai kereta penumpang daripada KRD seperti yang dilakukan pada saat jaya-jayanya KA Pandanaran dan saat itu mengandalkan lokomotif BB200 yang melenggang hingga Solo dan Yogya.
Jayalah KA Indonesia...Semboyan 40/41

MENCARI jejak stasiun kereta api pertama di Indonesia, memang amat sangat sulit. Stasiun kereta api pertama di Indonesia bukan Stasiun Semarang Tawang, atau Stasiun Ambarawa, atawa Stasiun Gambir. Melainkan Stasiun Tambak Sari alias Stasiun Kemijen. Konon pembangunan stasiun kereta api ini dimulai pada tanggal 10 Juni 1864 alias 108 tahun sebelum aku lahir di muka bumi Semarang ini. Yang membangun adalah perusahaan kereta api swasta Hindia Belanda namanya NIS (Nederlands Indische Stoomtrammascapaj) dengan mempekerjakan tenaga dari bangsa pribumi tanpa di beri upah dan makan alias kerja paksa. Akibatnya pembangunan stasiun KA pertama ini berikut jalurnya sepanjang 25 km ke arah Tanggung-Grobogan, menelan korban jiwa cukup banyak. Sayang, usia Stasiun Kemijen tak berumur lama, pada tahun 1914 NIS melirik tanah di wilayah Tawang Semarang dan ditempat tersebut dibangun Stasiun Semarang Tawang sebagai stasiun ujung (terminus cop) untuk jalur KA milik NIS. Akibatnya Stasiun Kemijen terbelah dua menjadi Stasiun Semarang Gudang dan Halte Kemijen. Bicara tentang Halte Kemijen, sebelumnya banyak yang salah kaprah kalau halte tersebut adalah Stasiun Kemijen. Akibatnya di milis keretapi pernah muncul perdebatan seru antara aku dengan temanku sesama railfan (pecinta kereta api) tentang kebenaran Stasiun Kemijen atau Halte Kemijen. Titik terang tentang salah kaprah itu baru terjawab ketika aku menghadiri rapat anggota IRPS (Indonesian Railway Preservation Society) Semarang di rumah Bang Yos (B Yosanto) tak jauh dari Stasiun Alas Tuwa Semarang. Walau aku sudah mantan IRPS, namun aku datang ke acara itu untuk sosialisasi PeKAMatra (Peduli Kereta Api Masinis Putra), lembaga sosial peduli tenaga kerja kereta api yang bertugas memotivasi pekerja kereta api. Saat itu Pak Tjahjono Raharjo yang dosen Unika Sugiyopranoto Semarang mengatakan bahwa pernah muncul salah kaprah pengertian antara Halte Kemijen dengan Stasiun Kemijen. "Yang betul bangunan mirip stasiun kecil di dekat kilang minyak Kemijen itu bukan Stasiun Kemijen tetapi Halte Kemijen," kata Pak Tjahjono. Pembicaraan soal Stasiun Kemijen dan Halte Kemijen makin gayeng ketika kami sepakat untuk melakukan penelitian terhadap situs sejarah bekas Stasiun Kemijen. Dalam bayangan kami, seandainya dalam penelitian dan penggalian nantinya berhasil menemukan situs mungkin berupa pondasi tiang bekas bangunan yang sudah terendam air rob, maka kami akan merasa senang bukan kepalang. Terus terang, untuk bangunan stasiun KA di kawasan Pengapon-Kemijen Semarang, semuanya sudah punah. Stasiun Kemijen sudah 94 tahun lenyap, sedangkan Halte Kemijen sudah musnah 18 tahun silam, dan Stasiun Semarang Gudang yang asli berbentuk mirip bangunan Stasiun Bogor, juga sudah lenyap, sehingga hanya menyisakan bangunan kecil bekas bagian kantor Semarang Gudang yang kini berfungsi sebagai Stasiun Semarang Gudang kedua. sedih rasanya dengan hilangnya bangunan stasiun bersejarah di Semarang. Seandainya sejak zaman tahun 1970-an sudah ada IRPS, mungkin bangunan itu tak akan dilibas habis anak manusia tak bertanggung jawab.Jayalah kereta api Indonesia...Semboyan 40/41.

Senin, 23 Maret 2009

Honda XR 250

KTM Supermotard 950

Aprilia SVX 450

Honda Supra X 125 (Bima)


Pembalap Masa Depan…

Ni dia calon pembalap masa depan, udah ganteng, cool, rambut kriting, pokoknya gaul abiz deh…kita tunggu aja aksinya di sentul. Liat aja tuh motornya dah siap dijajal ke sirkuit, paling tinggal oprek dikit lagsung ngacir deh. Siapa dulu “HONDA” gitu lho..

Wah bisa nyaingin Rey Ratukore nih, pembalap andalan Honda yang kemaren menang di Indoprix seri I Sirkuit Sentul…Sukses Bro Galank!!!!!

Data Spesifikasi

Ban depan-blkng : Federal 70/90-17, Federal 80/90-17
Pelek : Rossi
Panel sakelar : Honda
Kaliper depan : Nissin Supra X 125
Kaliper belakang : Nissin Supra X 125
Kick stater : Custom
Modifikator : Bima Motor Sport
Lengan ayun : Honda

Foot step : Honda
Setang : Honda

Yamaha Alfa 1992



Yamaha Alfa 1992

Liat anak-anak naik mini moto di tv kayanya enak juga ya,,,motor kecil tapi tenaganya full… dalam hati pengen juga nyaingin anak-anak itu, tapi apa daya yang ada cuma alfa. Tapi jangan kecil hati dulu buktinya alfa ini sekarang udah bisa nandingin mini moto, dari segi fashion apalagi… mirip banget…

Ya…modifikatornya emng gokil bgt bisa ngerubah tampilan buluk alfa jadi motor keren abiz,,,,


Data Spesifikasi :

Ban depan-blkng : Swallow 70/60-14, Batlax 80/90-14
Pelek : Custom
Panel sakelar : Yamaha Alfa
Kaliper depan : Suzuki Smash
Kaliper belakang : Suzuki Smash
Kick stater : Alfa
Modifikator : Secret
Lengan ayun : Custom bikinan bengkel
Foot step : Custom
Setang : custom



Test Produk

Racing kit thunder 125

Kali ini kita akan membahas soal part-part PnP yang bisa diaplikasi Suzuki Thunder 125. Sekarang kita coba meramu beberapa di antaranya Yuk!

kali ini sengaja dipilih komponen high performance dengan harga bersahabat. Maklum, krisis global diprediksi masih akan berlangsung lama. Jadi, hal yang bijak bila kita hemat dan teliti dalam membeli produk. Kualitas dan hasil tetap harus diutamakan. Pastinya Anda gak mau dong ˜beli kucing dalam karung. Tertipu promosi tanpa ada bukti. Salah-salah isi dompet sudah telanjur cekak (menipis), performa motor tak kunjung tendongkrak.

Nah, biar gak kejadian seperti itu, simak deh panduan dari kami berikut ini. Sebab kami langsung mengujinya buat Anda dengan cara mengukur peningkatan tenaga yang dihasilkan part-part PnP Thundie tersebut lewat pengukuran dyno.

CDI XP Ciomas

Dari beberapa otak pengapian kompetisi buat Thunder 125, banderol produk ini terbilang cukup murah, yakni Rp 300 ribu. Menurut Jap Sun Kin, bos PT Suplaindo Sejahtera (SS) di kawasan Pangeran Jayakarta No. 45, Blok B.40, Jakpus selaku distributor XP Ciomas, kelebihan CDI andalannya ini selain kurva pengapian sudah dibikin advance, suplai setrum yang didistibusi ke koil lebih gede dari standar bawan motor. Sehingga percikan api busi jadi ikut gede. Efeknya, pembakaran bakal lebih sempurna, ujar Sun Kin, sapaan akrabnya. Terbukti dengan tanpa mengubah settingan standar pabrik, pemakaian otak pengapian from Ciomas ini mampu mendongkrak tenaga puncak Thunder 125 keluaran 2008 yang sudah menempuh jarak 7.500 km sebanyak 0,4 dk. Yaitu dari 10 dk/9.452 rpm (standar), jadi 10,4 dk/9.041 rpm. Sementara torsi mesin terkoreksi mulai dari 4.000 rpm hingga putaran atas. Torsi maksimum yang semula hanya 9,19 Nm/4.608 rpm, naik jadi 9,38 Nm/6.850 rpm.

Suplaindo Sejahtera

Telp. 021-6520034/35

Busi GSP

Busi punya peran penting dalam menciptakan pengapian yang sempurna di ruang bakar. Makanya kami coba mengganti komponen pemercik api si Thundie dengan produk high performance. Yakni menggunakan merek GSP yang elektrodanya diklaim berlapis emas. Sehingga membuat loncatan api jadi makin tajam dan kuat. Banderol komponen pengapian yang juga dipasok PT SS ini Rp 35 ribu. Dari hasil pengukuran dyno, peranti berkode B8 RTC ini mampu menyumbang tenaga sebesar 0,2 dk. Kala dipadu dengan CDI XP, tenaga maksimum Thundie melonjak jadi 10,6 dk. Sedang torsi naik sebanyak 0,03 Nm.

Knalpot Fre Flow AHRS


Bila ingin torsi dan tenaga makin bagus, saluran gas buang memang kudu pakai yang agak plong. Kalau enggan membobok knalpot standar, bisa tebus knalpot model free flow. Nah, salah satu produk yang mutunya cukup terpercaya dan terjangkau yang bisa dilirik adalah merek AHRS tipe Turing L seharga Rp 300 ribu atau Turing LD Rp 350 ribu.Selain bentuknya matching dengan Thundie yang bergaya sport turing, suara yang dihasilkan juga bersahabat di telinga. Berdasarkan hasil dynotest, knalpot ini sukses menyumbang tenaga puncak hingga 0,9 dk. Kala dimix dengan CDI XP, tenaga maksimum Thundie terkerek jadi 11,3 dk/9.068 rpm. Sementara torsi naik jadi 9,43 Nm/7.961 rpm.

AHRS Telp. 021-77820649

Bosowa Hyosung RX 125



NGGAK DOYAN MAIN LUMPUR

Lantaran nggak suka sama motocross, nggak membuat adam suherman ganti haluan, sesosok kuda besi bosowa hyosung RX 125 diboyong juga kerumahnya, Cuma supaya nggak mein Lumpur dan tetap macho, gaya pun diubah dengan melirik tampilan supermoto yang keren abis,,,

Untuk mewujudkan obsesinya motorpun dibawa ke bengkel modifikasi Caos Custom (CS) Jl. Pancoran Barat , No 8, Jaksel. Motorpun diterondoli untuk menyesuaikan dengan body baru yang nanti akan dipasang. Kaki- kaki menggunakan shock Up Side Down, dengan pelek lebar merek TK. Dan tromol aslipun dirumahkan dang anti dengan tromol bawaan KTM.

Supaya as roda standar bisa pas, bos rodanya pake punya Kawasaki ninja 150, Ban pun bisa maksimal dengan ikiran belakang 160-17 dan depan 120-17, sama-sama pake ban merk batlax BT-92. Setang comot model protaper lebar dengan raiser accerbis. Oh ya body juga milik accerbis.

Data Spesifikasi

Pelek depan belakang : Tk 3,5 inch, 4,5 inch
Ban depan-belakang : Batlax BT-92

Body : Accerbis
Gas spontan : Daytona
Head lamp : Accerbis
Stop lamp : Accerbis
Cakram : Custom- Kawasaki Ninja

Yamaha Scorpio 2005


DITAWAR 75 JUTA……

Seperangkat body kit milik KTM 450 nggak kenal ampun hinggap di sekujur body Yamaha scorpio lansiran 2005, hal ini merupakan upaya untuk menggusur tampang sport naked dari motor tersebut. Rudolf sang pemilik langsung menyambangi bengkel pro technic (PT) agar menggarap besutannya semirip mungkin dengan KTM. Untuk itu ubahan pun dilakukan oleh bengkel tersebut mulai daru frame yang telah di babat hingga 85% menyerupai aslinya KTM. Woow!! Mantep bgt tuh….

Kelar bentuk rangka, giliran kaki-kaki menyesuaikan ubahan tadi, maka seperangkat sok up side down bawaan KTM tahun 2000 (asian version) pun di pasangnya berikut segi tiganya. Untuk belakang rasanya kurang puas dengan swing arm dan mono shock bawaan scorpio, maka seperangkat kaki belakang kepunyaan Suzuki DR 350 pun dipasang sehingga menambah kesan macho tunggangan tersebut. Pelek beserta cakram juga diambil dari KTM.

Untuk menyeimbangkan reduksi tenaga antara gir depan dengan gelakang, akibat aplikasi ban gambot ukuran 170/60-17 (belakang), gir set diganti ukuran 15 depan dan 51 untuk belakang, dengan begitu akselerasi makin maksimal. Desain knalpot berikut selincer didesain oleh PT yang menambah cepat akselerasi. Oh ya motor ini pernah ditawar Rp75 juta lho (imbuhnya)…kenapa nggak dilepas bro?????

Data spesifikasi:

Ban depan-blkng : 120/70-17, 170/60-17
Pelek : KTM
Panel sakelar : KTM asian version
Kaliper depan : brembo 2 piston
Kaliper belakang : Brembo 1 piston
Kick stater : Yamaha RX Z
Modifikator PT : PT, 021-99674312, 081808629175

Honda Tiger Revo 2007


Kejamnya Ibu Kota

Jalan ibu kota Jakarta memang nggak semuanya mulus, maklum yang make makin hari makin banyak aja, ditambah banjir tiap tahun yang bikin jalan makin sering jeblos aja. Hal ini membuat hati beni ( begitu sapaan akrabnya) merevolusi tiger 2007, yang memang udah revolution menjadi tampang supermoto. Maka ia menyambangi bengkel pro technic (PT) di daerah Jaksel.

Elemen kaki-kakipun menjadi sasaran utama dengan merombak shock bawanan dengan kepunyaan Suzuki DR 200 tentu berikut triple clampnya 9segi tiga). Pelek orsi dengan pelek custom by PT dan dibalut ban swallow dengan ukuran depan 120-17 sedangkan belakang 150-17

Beralih ke sector belakang. Shock menggunakan bawaan Kawasaki Ninja RR yang dipercaya mampu meredam kejamnya jalan ibu kota. Finish soal kaki-kaki, kini giliran body yang menggunakan set kepunyaan Honda CRF 150 R, dipilih karena mungkin semerek Honda. Dan cover lampu pake merk UFO.

Data spesifikasi

Ban depan-blkng : Swallow 120/70-17, 150/60-17
Pelek : Custom
Panel sakelar : Honda
Kaliper depan : Nissin 2 piston
Kaliper belakang : Nissin 1 piston
Kick stater : Honda
Modifikator PT : PT, 021-99674312, 081808629175
Lengan ayun : Custom
Foot step : Satria FU

Yamaha Scorpio 2006


Terinspirasi Nicky Hayden

Nicky Hayden naik supermoto?? Yupz silakan cari di Internet, yang pasti nggak beda-beda jauh amat nih ama motor besutan yang kita ulas ini. Ya..ini adalah motor scorpio Z tahun 2006. Pemiliknya Girindra kesengsem pas ngeliat Hayden naik supermoto, dari situ ia terinspirasi pengen punya motor kaya begituan juga. Maka untuk mewujudkan obsesinya, scorpio yang nongkrong di garasi pun rela di obrak-abrik.

Ubahan yang dilakukan meliputi sasis yang kali ini diserahkan ke bengkel Tampi Motor Xtreme (TMX) sidoarjo. Yang dikerjakan meliputi perombakan sasis belakang yang dibikin menyerupai model special engine YZ 250, namun menggunakan sistem knock down sehingga mudah kalau mau dibalikin ke standart lagi, sedangkan untuk sasis depan tetap orsinya.

Setelah sasis selesai baru cover body dipasang satu persatu mulai dari sepatbor depan, tangki, body, sepatbor belakang, jok dan finishing akhir. Wow, bagus juga ya hasilnya, gak heran banyak orang yang ngelirik jika si bro ini lagi bawa ni motor.

Data Spesifikasi

Ban depan-blkng : Batlax 120/60-17, Batlax 190 70-17
Pelek : TDR
Panel sakelar : Custom
Kaliper depan : Suzuki Satria
Kaliper belakang : Yamaha Mio

Kick stater : Scorpio
Modifikator : TMX Sidoarjo
Lengan ayun : Custom
Foot step : Custom
Setang : Renthal

DYNASIS

Keunggulan bergabung dengan DYNASIS:

Mengubah pola konsumsi, dynasis menawarkan kepada anda sebuah pola konsumsi pulsa seluler yang lebih menguntunggkan. Setiap transaksi pembelian voucher melalui dynasis, anda tidak hanya akan mendapatkan nilai voucher tapi anda juga bisa mendapatkan penghasilan tambahan.

Dimana saja, kapan saja. Anda bisa melakukan traksaksi pulsa melalui dynasis 24 jam?all day dan dimana saja anda berada. Anda tidak perlu pergi ke konter untuk transaksi, cukup dari HP anda. Hujan, tengah malam, kesibukan tidak menjadi penghalang bagi anda.

Potensi bagus. Pulsa sudah menjadi kebutuhan pokok dan penggunaannya semakin bertambah. Anda bisa mendapatkan residual income dengan mengikuti program :

Tell your friend:

level

bonus

0

10%BV

2

6%BV

3

6%BV

4

6%BV

5

6%BV

6

6%BV

7

6%BV

8

6%BV

9

6%BV

10

6%BV

1. BV (bussines value): margin antara harga pulsa dengan HPP (harga pokok pembelian). Jumlah BV berbeda- beda untuk setiap operator selular dan untuk setiap nominal pulsa.

2. Anda (level – 0) akan mendapatkan cash back sebesar 10% Bvdari setiap transaksi pengisian pulsa yang anda lakukan.

3. Jumlah member yang dapat anda sponsori langsung (level-1) tidak dibatasi.

4. Bonus kedalaman dibatasi sampai dengan level -10 efektif (compressed system)

5. Syarat untuk mendapatkan bonus setiap bulan melakukan minimal satu kali transaksi pengisian pulsa (nominal bebas).

Contoh mengajak 5 orang teman

Asumsi:

* Bulan pertama anda hanya merekrut 5 orang, selanjutnya tidak merekrut lagi (sebetulnya tidak dibatasi

* Jaringan member anda juga melakukan hal yang sama (terduplikasi sempurna) sampai level 10.

level

Jumlah member

Bonus (Rp)

Bonus (Rp)/bln

1

5

60

300

2

25

60

1.500

3

125

60

7.500

4

625

60

37.500

5

3.125

60

187.500

6

15.625

60

937.500

7

78.125

60

4.687.500

8

390.625

60

23.437.500

9

1.953.125

60

11.717.500

10

9.765.625

60

585.937.500

Total

12.207.030

60

732.421.800

Maka bonusanda pada bulan ke 10: RP732. 421.800/bln

Skema diatas hanyalah contoh, jumlah teman yang anda ajak bebas tidak harus sama seperti diatas, karena ini bukan seperti MLM yang menganut sistem paket atau keseimbangan dalam rekruitmen.

Pada kenyataanya, rata-rata orang menggunakan pulsa lebih dari 10.000/bln, sehingga keuntungan kita juga bisa berlipat ganda.

Resiko kecil, bisa dikatakan hampir tidak ada resiko jika anda bergabung, kenapa???

  1. tidak ada biaya pendaftaran (gratis)
  2. tanpa iuran bulanan maupuntarget penjualan
  3. semua uang yang didepositkan adalah untuk kepentingan transaksi anda, nominal deposit terserah anda
  4. hanya membeli pulsa untuk kebutuhan sehari- hari
  5. harga relatif sama dengan harga pasar.

Satu HP untuk semua. Dengan satu ID anda bisa melakukan pembelian pulsa untuk sendiri, untuk orang lain/jual dan transfer deposit antar member. Anda tidak harus membeli HP atau chip baru, cukup dengan HP dan nomor anda sekarang ini.

JOIN WITH US:

Reg. No Hp.Nama Anda. Nama Bank. No rekening
(pemisah antara menggunakan “.” (titik) tidak menggunakan spasi, kecuali pada nama anda boleh spasi)
Contoh : reg. 081543210. Orchiditia Dewi. BNI 98765
Kirim ke 0815-788-523-65

Kunjungi www.klikdynasis.net/?id=mo1244
Email: mc_an01@yahoo.co.id
Office: griya shanta K-407 malang 65142
Telp: 0341-496299, Fax: 0341-402843